Dahulu Iblis bergembira karena Adam dikeluarkan dari Surga.
Tapi Iblis tak tahu, bagaikan seorang penyelam, Adam turun ke dasar samudera dan mengumpulkan mutiara, lalu naik kembali ke permukaan.
Demikianlah gambaran Syekh pujaan saya, Ibnul Qayyim [hidup pada tahun 1300-an Masehi] terhadap kisah Nabi Adam ‘alayhis salaam yang mengawali hidup di bumi ini dengan tobat.
Ia pernah mendurhakai Allah dengan memakan buah terlarang hingga dikeluarkan dari Surga dan diturunkan ke bumi yang fana.
Di bumi, Adam bertobat.
Kesungguhan tobatnya justru menaikkan derajatnya menjadi jauh lebih mulia daripada sebelum ia berbuat dosa.
Allah terima tobatnya dan Allah naikkan derajatnya.
Dosa kedurhakaan-pun terhapus, tergantikan dengan pahala.
Beliau kembali mulia dan tak meninggalkan dosa warisan sedikitpun jua kepada anak cucunya.
Demikianlah Kasih Tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Kita patut bersyukur dengan fakta bahwa sebagai cucu keturunan Adam, kita lahir membawa fitrah tanpa menanggung warisan dosa.
Maka, usah lelah dalam bertobat wahai sahabat.
Kumpulkan mutiara-mutiara ampunan dan pahala, lalu naiklah ke Surga dengan penuh martabat.
Bersuka-citalah dalam ampunan dan kasihNya, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alayhi wasallam;
“Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.”
HR Ibnu Majah no 4250, dihasankan oleh Syekh Albany.